12/29/2011

REFLEKSI AKHIR TAHUN


Tak terasa sudah setahun, di awal tahun 2011 kemarin niatnya mau berusaha benerin iman, tapi kayaknya masih sama aja. Sholat masih banyak yang telat, tahajjud masih kadang - kandang, dhuha malah berkurang ngejalaninya. Tapi lumayan masih ada peningkatan, baca Al-quran sudah rutin tiap hari.
Sebenarnya salah juga ya kalau refleksi diri kok hanya tiap tahun, padahal kan hadis nabi mengatakan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, kalau hari ini sama berarti kita jadi orang yang rugi. Dari hadis tersebut itu berarti kita harus refleksi diri minimal tiap hari, jadi kita tahu hari ini lebih baik, sama atau lebih buruk.
Refleksi setiap tahun sebaiknya sangat berguna untuk mengevaluasi usaha/bisnis kita. Bisnis tentunya tidak bisa dihitung tiap hari, karena mungkin pendapatan seseorang bisa perhari, perbulan, pertahun, atau per proyek.
Jadi mari kita tingkatkan iman dan usaha kita, evaluasilah diri tiap hari dan mengevaluasi usaha kita tiap tahun. Tahun baru 2012 ini merupakan titik tolak kita untuk totalitas terhadap agama dan usaha, insyaAllah kita menjadi pribadi yang sukses.amin...

5/21/2011

Tujuan Kaya



Semua orang pasti mempunyai tujuan. Tujuan orang berbeda-beda, tingkatan tujuan orang juga berbeda-beda. Tujuan bisa dibilang adalah hasil akhir dari apa yang kita rencanakan dan upayakan. Cara yang ditempuh juga berbeda-beda, walaupun hasilnya semua orang adalah sama, yaitu “Kebahagiaan”. Kebahagian yang dimaksud setiap orang berbeda-beda, banyak dari kita mendambakan harta merupakan kunci dari kebahagian. Itu tidak salah, bahkan di bayak pepatah agar kita bekerja lebih keras, untuk mendapatkan harta. Tetapi niat atau tujuan akhrinya inilah yang akan membedakan siapa diri kita. Harta memang merupakan jalan untuk bahagia secara finansial, yang akan diikuti bahagia sosial dan bahagia yang lain.
Kalau menurut saya ada beberapa tingkatan tujuan hidup. Pertama, jika kita masih mendambakan harta yang bisa membahagiakan diri kita sendiri, itu merupakan tujuan hidup yang paling rendah. Harta menurut tingkatan ini bisa memuaskan diri, dengan harta semua bisa dicapai, dengan harta bisa menjadi tenang dan bahagia. Pada tujuan tingkatan ini manusia, akan mencari harta sebanyak-banyaknya, hingga dia merasa tenang setelah target harta tercapai. Pada tingkatan ini, sifat sombong yang akan selalu muncul, pencitraannya adalah nomor wahid. Kemanapun orang ini, akan menampilkan hartanya agar di pandang orang lain. Jika tidak tercapai, pada tingkatan ini banyak yang mengalami putus asa, hingga akhirnya akan berakibat buruk. Keburukan yang terjadi bisa saja menghalalkan segala cara untuk mencari harta, agar bisa tenang. Termasuk kerja dengan cara-cara kotor, mencuri hingga korupsi, dsb.
Pada tingakatan kedua, mencari harta untuk tujuan menyenangkan orang lain. Pada tingatan ini , lebih baik, karena akibat yang ditimbulkan sedikit lebih baik, tetapi masih juga bisa berakibat fatal. Orang pada tingkatan ini akan berobsesi untuk mendapatkan harta untuk keluarganya, untuk masyarakat  agar orang-orang disekitarnya bahagia dengan harta yang dicarinya. Akan berakibat baik, jika dia mengingat harta ini untuk kesenangan orang lain, maka akan mencari dengan jalan yang benar. Tetapi akan berakibat buruk, jika dalam pikirannya selalu kawatir jika keluarganya tidak kaya, maka jalan menghalalkan segala cara pun terjadi, akibatanya juga bisa dibayangkan.
Tingkatan yang ketiga, mencari harta untuk beribadah kepada TuhanNYA. Pada tingkatan ini orang akan sangat sadar jika harta yang dicarinya harus benar-benar bersih, sangat hati-hati dalam mencarinya, karena hanya untuk beribadah. Pada tingkatan ini biasanya orang sudah sangat matang dalam berfikir, sehingga walaupun hartanya untuk beribadah, tetapi dia tidak akan melupakan keluarga dan orang-orang disekitarnya, dia akan sangat peduli terhadap orang lain.
Semoga kita menjadi tingkatan yang ketiga dalam mencari harta. Harta hanya sarana dalam mencari NYA....amin..

3/21/2011

Isinya ternyata....



Beberapa waktu lalu saya di tanya oleh beberapa teman, judul blog ini adalah arsitektur berbisnis, tapi kok isinya malah curhat pengalaman hidup???...Hey,,ini blog ku, mau kutulis apa aja kan terserah,,,hehe...
Menurut saya dalam bisnis, tidak akan terlepas dari masalah kehidupan kita pribadi. Saya banyak menulis tentang pengalaman hidup karena bagian dasar dari berbisnis itu tergantung dari pengetahuan dari pembelajaran pengalaman-pengalaman kita. Baik itu teori baca dari buku, dari guru maupun karena sudah pernah praktek sendiri dalam berbisnis.  Saya disini juga sudah memaparkan  bahwa blog ini baru belajar untuk berbisnis, makanya segala sesuatu yang behubungan dengan bisnis, saya tulis aja. Termasuk belajar berkeluarga, karena keluarga adalah kekuatan utama dalam kita berbisnis.

bagiamana menurut anda?....

(dedi AS.)

3/17/2011

Komunikasi membuat hidup indah


Pengalaman ini saya alami sendiri ketika saya sudah menikah dengan istri tercinta. Komunikasi membuat hidup indah, itu saya rasa benar, dengan komunikasi semua menjadi jelas apa yang diinginkan setiap orang. Diawal pernikahan kami semua terasa indah, tapi beberapa bulan berjalan, banyak juga masalah yang membuat kami menjadi belajar akan kehidupan berkeluarga. Istri saya, saya bilang sangat unik, begitu juga dengan saya. Istri saya bila mempunyai keinginan, tidak mengucapkan dengan kata-kata (pembicaraan). Dia ingin keinginan itu diketahui oleh saya tanpa saya harus bertanya apa yang diinginkan. Alhasil istri saya kadang sangat stress memikirkan hal itu, karena saya sebagai suami, mempunyai sifat yang cuek. sehingga apa yang diingkan istri saya jarang saya lakukan, karena saya gak tau kemauan istri saya. Gak tau, mungkin  sifat cuek saya itu bawaan  karena sudah lama kos, jadi sifat itu masih melekat di diri saya. 
Dari situ banyak terjadi masalah, sampai pada akhirnya kami saling membicarakan ini berdua, untuk mencari masalah yang sering kita alami. Dari pembicaraan tersebut kita sadar mempunyai kelemahan yang normal sebagai manusia, dan kita berjanji untuk merubah sifat dari kita masing-masing agar menjadi lebih tebuka dan saling pengertian dan perhatian. 
Tetapi solusi tersebut hanya bisa dilakukan kalau kita saling terbuka dalam berkomunikasi, komunikasi dua arah, saling mau menerima saran dan kritik, dan saling mau merubah diri, merupakan langkah terbaik yang bisa kita lakukan saat ini. Ini mungkin pelajaran bagi kami yang baru saja menikah, mungkin masih banyak lagi tantangan hidup lain dalam berumahtangga, dan kita baru belajar di tahap pertama, yaitu KOMUNIKASI.

2/22/2011

Prioritas Kerja





Terlalu banyak yang akan dikerjakan membuat kita malah bingung dalam menentukan mana dulu yang harus didahulukan. Terkadang terlalu banyak kerjaan malah jadi gak kerja sama sekali. Datang pagi ke kantor, hidupin komputer, browsing tentang data-data, trus males dan bingung mau ngerjain yang mana dulu.
Untuk mengatasi hal tersebut, kita perlu membuat skala prioritas. skala prioritas bisa di buat berdasarkan waktu, atau pertimbangan ekonomi.
Sebelum kerja enaknya pada malam hari kita buat prioritas dulu, sehingga paginya kita tinggal action tuk ngerjain yang sudah di prioritaskan.
Bila prioritas berdasarkan waktu, kerjaan mana yang harus selesai dalam waktu yang paling dekat, itu yang menjadi prioritas utama. Bila berdasarkan Ekonomi, mungkin pekerjaan yang menghasilkan  ekonomi yang lebih besar yang menjadi prioritas utama, hal ini mungkin banyak berlaku bagi seorang yang berwiraswasta.
Jadi akan lebih efektif untuk membuat skala prioritas dalam bekerja, jangan habiskan waktu hanya untuk ngobrol-ngobrol dengan teman. Jangan lupa fokus, karena tanpa fokus, kerjaan kita akan diselingi oleh bermacam-macam kegiatan lain yang menggangu, misalnya FB an, Chatinggan, nge Twit,,dsb..

Jadi, mari kita coba cara ini...semoga berhasil...

1/07/2011

Renungan Awal Tahun



Salah VS Minta Maaf

Tergelitik rasanya melihat  kasus Arie-Peterpan yang gencar diberitakan di media televisi. Ariel yang dituntut oleh jaksa penuntut hukuman 5 tahun penjara, karena kasus melanggar asusila. Diluar persidangan banyak yang kontra, tapi ada juga yang pro dengan Ariel.
Menurut saya, bangsa Indonesia ini adalah bangsa yang pemaaf. Ini terbukti dengan melihat kasus Ariel ini, banyak yang orang bahkan kelompok tertentu yang kontra dengan Ariel, menuntut untuk mengakui perbuatan  asusila yang dilakukannya. Semua ini menjadi masalah ketika ariel dan pacarnya Luna Maya tidak mengakui perbuatan tersebut, maka banyak orang yang gemas melihat kelakuan tersebut. Lain hal nya dengan Cut Tari,  bila dilihat dari hukum yang berlaku di Indonesia, siapa yang melakukan, dialah yang bersalah, dan harus dijatuhi hukuman.
Tetapi pada kasus Ariel, saya melihat masyarakat Indonesia ini, jika seseorang sudah mengaku kesalahannya, maka cenderung dimaafkan, bahkan malah diberi acungan jempol karena berani mengakui kesalahan, serta meminta maaf lewat media ke seluruh masyarakat Indonesia.
Dari kisah diatas, saya hanya ingin memetik pelajaran, bahwa hidup bermasyarakat sebetulnya mudah.
Setiap kita berbuat salah, kita tinggal meminta maaf, mungkin kesalahan kita akan dimaklumi bahkan bisa di ampuni.
Tapi terbesit pertanyaan saya yang lain. Karena saya sebagai arsitek, bagaimana jika kita melakukan kesalahan desain ke klien??..mungkin kita tinggal meminta maaf, selanjutnya tunggu apa yang terjadi…
Hehe..
Karena selama ini jarang seorang arsitek, di tuntut karena kesalahan desain, paling banyak karena kesalahan struktur bangunan akibat dari dikuranginya kualitas bangunan oleh kontraktor, agar mendapat untung yang lebih banyak.

1/06/2011

Problem Solving



Problem Solving ( Pemecahan Masalah )


Kadang seorang arsitek dalam merancang bangunan mengalami tantangan yang cukup rumit.  Kalau kita sering mengalami kendala ini, saya sarankan untuk membuat pemecahan masalah.
Dalam bukunya problem solving  yang ditulis  Ken Watanabe, pemecahan masalah adalah sebuah proses yang dapat dibagi menjadi 4 langkah.
  1. Pahami situasi yang terjadi
  2. Mengidentifikasi akar penyebab masalah
  3. Mengembangkan rencana tindakan yang efektif
  4. Melakukan eksekusi hingga masalahnya terpecahkan.
Merancang merupakan sebuah pencarian masalah, kemudian kita pecahkan menjadi solusi desain yang akan kita kembangkan ke dalam gambar desain bangunan.
Terkadang kita mendapati seorang klien agar menggambarkan rumah yang bagus. Mereka minta agar desain kita sesuai dengan yang diharapkan. Biasanya klien hanya mendiskripsikan kebutuhan ruang, sebagai arsitek kita harus mampu meyakinkan klien, bahwa rancangan kita merupakan rancangan yang cocok untuk klien dan lingkungan sekitar.
Pemecahan masalah merupakan kombinasi antara berpikir dan bertindak. Sederhana bukan?. Namun kita seringkali tidak melakukan apa yang keliatannya sederhana dan nyata. Silahkan baca bukunya problem solving ken watanbe untuk lebih jelasnya.