4/08/2010

Kelemahan Kerja Team secara On Line


Beberapa waktu lalu kami memutuskan untuk membuat suatu komitmen  kelompok kerja baru. Kami sepakat akan bergerak dalam bidang  bisnis yang bisa menghasilkan keuntungan, baik itu bidang arsitektur maupun di luar bidang kompentensi kami.  
Awal dari Komunitas kami bernama  ASAC, kepanjangan dari Asian Studying Asian Cities. Nama tersebut di cetuskan oleh teman kami yaitu mas Punto. Komunitas kami bergerak mengabdikan diri untuk membangun kota yang lebih selaras dengan perkembangan zaman, dengan membuat workshop-workshop yang berhubungan dengan kota. Beberapa tahun berjalan komunitas kami mengalami gonta-ganti personil.
Awal mula dari kami memutuskan untuk beralih ke  bisnis yang menciptakan keuntungan, karena kami kesulitan dalam hal keuangan. Dalam mengadakan workshop kami juga harus punya modal untuk menghadirkan pembicara, perlengkapan dan sebagainya. Maka dari itu agar kami mendapatkan modal segar kami berupanya untuk bergerak juga dalam bisnis yang lain.
Kami sepakat untuk kerja secara team. Kendala  kami pada waktu itu adalah tempat, karena kami belum mempunyai kantor yang tetap pada waktu itu. Dimana pada waktu itu untuk melakukan rapat di tempat-tempat makan, jadi sekalian makan siang/sore/malam. Beberapa waktu berjalan kami memutuskan untuk kerja team secara on line, maksudnya dengan kerja dan tukar informasi melalui email. Karena rumah kami juga sangat berjauhan, sehingga agak malas untuk ketemu rutin dan memakan biaya serta tenaga yang tidak sedikit. Informasi apapun kami lakukan melalui email.
Tak berapa lama,hanya beberapa orang saja yang masih tukar-menukar informasi lewat email. Bukan karena kami tidak punya internet, tapi ternyata banyak kendala yang kami  temukan dalam kerja team secara on line.
Kendala-kendala tersebut antara lain :
1.     Banyak informasi yang disampaikan dibaca telat. Hal ini karena kami juga part time kerja di kantor. Sehingga dalam membuka email paling sehari 1 waktu di malam hari setelah kami kerja kantor. Sehingga informasi yang harusnya segera di laksanakan,terpaksa sudah kadaluarsa.
2.     Informasi yang di tulis di email, jika dibaca oleh orang yang berbeda akan berbeda dalam pemahamannya, sehingga banyak informasi yang seringkali diabaikan karena tidak tersampaikan maksud dan tujuannya. Berbeda kalau kita bertatap muka langsung dengan orangnya, kita bisa langsung paham apa yang dikatan orang tersebut. Mana yang penting dan yang bukan, mana yang prioritas dan yang sekedar info santai bisa dengan mudah kita tangkap ketika kita berhadapan langsung.
3.     Pembagian tugaspun jadi kurang diperhatikan, yang berakibat banyak kerjaan-kerjaan yang tak tergarap.
4.     Informasi bersifat satu arah. Satu arah ini menghambat dalam pengambilan keputusan, yang berakibat, banyak cita-cita dan tujuan kita jadi mandeg, karena tidak bisa memutuskan lewat email.
5.     Dengan lewat email, rencana kami selanjutnya jadi tidak ada. Biasanya dulu setelah kami selesai dengan satu projek, kami akan mengagendakan rencana selanjutnya, baik bersifat jangka panjang maupun jangka pendek.
Beberapa faktor tersebut merupakan pengalaman kami yang menyebabkan perjalanan kami sempat mandeg. Pertemuan bertatap muka memang tidak bisa digantikan oleh teknologi. Sebagai contoh dan juga merupakan pengalaman saya juga. Saya juga pernah berpacaran dengan orang  Kendari, saya sendiri di Yogyakarta. Kata orang jarak bukan masalah, akan tetapi itu merupakan hanya pepatah. Dalam berhubungan kami selalu salah paham, sehingga kami seringkali bertengkar,walau itu hanya masalah yang sepele mungkin, tapi salah paham ini yang membuat kami selalu bertengkar. Sehingga kami sempat memutuskan untuk berhenti berpacaran. Nah mungkin itu juga sama dengan kerja team lewat teknologi email, yang banyak salah tangkap terhadap informasi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar